Hanya Lelah, Bukan Menyerah…
“Cape ngafalin, tapi mau gimana lagi.”
Kalimat itu yang dapat menggambarkan perasaanku saat ini. Bagi orang yang memiliki daya menghafal yang tidak begitu baik (seperti aku) mungkin tidak mudah untuk menghafalkan materi kuliah sedetail mungkin apalagi dalam jangka waktu yang tidak banyak. Jujur, aku sendiri masih belum menemukan metode menghafal yang efektif bagi diriku sendiri itu yang seperti apa dan bagaimana.
Kok jadi tiba-tiba curhat sih?
HAHA.
Jadi gini ceritanya, selama satu minggu ini dan satu minggu kedepan merupakan masa-masa yang tidak tenang. Jadwal ujian bertebaran dimana-mana, laporan pendahuluan praktikum yang diisi menggunakan tulisan tangan yang mengakibatkan timbul banyak bercak putih pada jari-jari tangan akibat tipe-ex, hingga laporan praktikum berserakan di lantai yang mungkin sudah bercampur dengan debu lantai yang seharusnya segera untuk disapu. Kebayang kan gimana rasanya?
Diantara jadwal ujian yang bertebaran dimana-mana terselip satu macam ujian yang sudah pasti tanggalnya namun belum pasti seperti apa soal yang akan kerjakan dan penguji seperti apa yang akan didapatkan. Bikin GEGANA gak sih? GElisah GAlau meraNA. Nah, satu macam ujian ini yang mengakibatkan aku bisa memikirkan dan merasakan satu kalimat diatas tadi. Buat yang masih bingung satu macam ujian ini apa, kurang lebih ini seperti ujian lisan. Kita harus menghapal semua materi (diusahakan hafal hingga detail), lalu presentasi. Ya, kurang lebih seperti itu. Kalau aku kasih tahu secara detail, sensasinya bakal beda dengan kalian yang menjalani langsung satu macam ujian ini.
Menurut kamus daring Kamus Besar Bahasa Indonesia, menghafal (meng•ha•fal) adalah berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat. Ya, aku selalu menghafal jika setiap satu macam ujian itu tiba namun, aku sering merasa bahwa apa yang aku coba hafalkan tidak sebanding dengan apa yang aku ingat setelahnya. Sering merasa seperti itu nggak sih? Pasti seringlah, apalagi kalau kita punya tugas lain yang lebih menyenangkan daripada menghafal materi. Iya kan? Contohnya nih, Sahabat Gajah pasti lebih senang berkumpul dengan teman-teman dalam satu organisasi kan? Atau aku sendiri deh, lebih senang berkhayal dan menulis cerita berpuluh-puluh halaman dibandingkan harus menghafal.
Kegiatan yang lebih menyenangkan dibanding menghafal memang sangat menggoyahkan diri kita. Serius. Tapi, menghafal itu kan adalah sebuah proses atau sebuah usaha yang harus dijalani dan dilewati (bukan di-skip gitu aja, haha). Maka dari itu jalani saja, walaupun harus gak tidur selama beberapa malam, walaupun harus mengorbankan lambung kita yang asam lambungnya selalu meningkat karena efek dari setiap malam minum kopi yang tak terhitung berapa cangkir, hingga yang paling berat adalah meninggalkan (sementara) semua hal yang lebih menyenangkan dan lebih indah dari menghafal. Memang pasti merasa bosan, cape, lelah dan lalalalala yang lainnya tapi itu WAJAR, SANGAT WAJAR.
Terus cara mengatasi bosan, cape, lelah, dan lalalalala-nya itu gimana?
- Coba istirahat sebentar, lalu dengerin beberapa lagu favoritmu. Kalau aku sendiri paling efektif itu kalau dengerin lagu yang lawas-lawas lagu tahun 90-an misalnya.
- Sambil ngemil. Kalau menghafalnya siang hari saat puasa, ya coba elus-elus aja perutnya sambil bilang “Sabar ya perut, adzan maghrib bentar lagi kok,”
- Scrolling timeline Line atau Instagram. Tapi inget! Jangan kebablasan.
Lelah itu pasti, tapi bukan berarti kita menyerah dengan tantangan-tantangan yang sudah ada didepan mata.
Lelah itu wajar, tapi bukan berarti kita harus meninggalkan tantangan itu begitu saja.
SEMANGAT! SEBENTAR LAGI LIBUR!
Komentar
Posting Komentar